Lebak – Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA) Komisariat UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten melakukan aksi membagi-bagikan rilis kepada masyarakat dan membentangkan spanduk di depan perpustakaan Multatuli Rangkasbitung, pada Senin,1 Februari 2021.
Aksi damai tersebut sengaja digelar untuk menyikapi problem pendidikan yang dianggap belum memadai dan kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat.
Ade Firman, selaku Ketua KUMALA komisariat UIN “SMH” Banten, menyampaikan kekesalannya pada pemangku kepentingan menyaksikan kondisi pendidikan yang tidak kunjung membaik. Padahal menurutnya, Lebak dengan usia yang sudah beranjak 192 Tahun sudah sepantasnya maju mutu pendidikannya. “Pendidikan ini kan hal terpenting dalam sebuah Negara, dan Negara menjaminnya Tanpa terkecuali dan tebang pilih. Tidak sepatutnya Pendidikan di Lebak begini-begini saja padahal usianya sudah cukup tua”, katanya, saat diwawancara.
Firman, sapaan akrab Ade Firman, dalam keterangannya tidak hanya menyoroti pendidikan secara umum, namun lebih spesifik menyampaikan juga pendidikan untuk para penyandang disabilitas di Lebak. Pasalnya, kondisi pendidikan untuk penyandang disabilitas tidak kalah buruknya dengan pelayanan pendidikan orang-orang normal.
“Tentunya sekolah khusus penyandang disabilitas dengan sistem yang benar dan sarana prasarana yang memadai harus pula diperhatikan dan dipikirkan oleh pemerintah, karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat penyandang disabilitas. Jika tidak kunjung diperhatikan juga, jelaslah pemerintah telah melalaikan amanat Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang HAM pasal 12”, ungkapnya lagi.
Selain isu-isu diatas, kurangnya tenaga pendidik, blankspot dan kurangnya komputer di Kabupaten Lebak tidak luput dari perhatian Mahasiswa. Dari rilis yang diberikan kepada wartawan disampaikan, Lebak kekurangan 4.689 tenaga pendidik dengan rincian: tingkat SD kekurangan 3.250 guru, sementara untuk SMP kekurangan 1.448 guru. Data ini sebelumnya pernah disampaikan Tim Kunjungan Kerja Spesifik DPR RI Komisi X saat melakukan kunjungan kerja.
Di kabupaten lebak juga terdapat blankspot dan kekurangan sarana komputer. Dari jumlah 773 SD yang terkoneksi internet sebanyak 658 SD dan blankspot 117 SD. Sementara ketersediaan komputer di SD baru tersedia 720 komputer. Untuk 215 SMP, yang terkoneksi internet 166 sekolah dan balnkspot 49 sekolah.
“Bagaimana bisa berdaya saing dengan wilayah lain, jika tenaga pendidik dan sarana prasarana untuk mencerdaskan generasi saja tidak di perhatikan secara utuh. Padahal sarana-sarana semacam itu penting”, lanjut Firman
Adapun tuntutan yang di sampaikan oleh KUMALA Komisarit UIN Banten diantaranya:
1. Perhatikan penyandang disabilitas dan berikan mereka tempat belajar
2. Tingkatkan tenaga pendidik berkualitas