Oleh : M. Ishom el Saha
Di dalam kitab al-Barzanji dan kitab-kitab sirah Nabawiyyah lainnya disinggung bahwa Nabi Muhammad Saw lahir dari orang tua yang secara nasab sampai kepada Nabi Ibrahim dan seterusnya, dan tidak ada satupun dari mereka menjadi penyembah berhala. Lalu siapa Azar yang diceritakan di dalam al-Quran sebagai “orang tua Nabi Ibrahim” sekaligus pembuat berhala di jaman Raja Namrud?
Dengan kata lain jika nama Azar yang disebut di dalam QS. Al-Anam: 47 ( وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأَبِيهِ آزَرَ) merupakan ayah nabi Ibrahim, maka apa berarti ada leluhur Rasulullah Saw yang tidak bertauhid?
Secara eksplisit nama Azar disebut sekali-kalinya dari sekian banyak ayat al-Quran yang menyebut “ayahnya Ibrahim”, seperti QS. Azzuhruf: 26, QS. Baraah: 114. Akan tetapi semuanya mengisahkan bahwa ayahnya Ibrahim bukan seorang yang beriman kepada Allah Swt. Berdasarkan penjelasan ini juga banyak yang kurang tepat menjelaskan maupun sekedar menceritakan kepada generasi muda tentang sejarah Nabi Ibrahim as. tatkala “berseteru” dengan ayahnya dan raja Namrud.
Kekurangcermatan menceritakan sejarah Nabi Ibrahim akan berdampak pada pencitraan Nabi Muhammad yang lahir dari keluarga baik-baik. Nur (cahaya) Nabi Muhammad Saw yang pertamakali diciptakan Allah sebelum menciptakan alam jagat raya mustahil bersemayam dalam jiwa seseorang, seperti Azar yang menjadi penyembah dan pembuat berhala.
Lalu, siapa sebetulnya orang yang bernama Azar? Telah berkata imam Adh-Dhahak yang menyampaikan riwayat dari Ibn Abbas, bahwa nama orang tua Nabi Ibrahim bukan Azar tetapi Tarikh. Azar adalah nama patung dan al-Quran mengunggah nama patung itu sebab di masa Nabi Ibrahim, Azar bañyak penyembahnya.
Bagaimana dengan penyebutan “orang tuanya Ibrahim” pada ayat-ayat lainnya? Dalam bahasa Arab, lafal “Abu” tidak berarti orang tua kandung, yang spesifik disebut “walid” (ayah biologis). Pengertian oranģ tua adalah mereka yang dituakan, bisa jadi ayah, kakek, paman, dan lain lain.
Penyebutan kalimat “ayahnya Ibrahim” dalam ayat-ayat al-Quran oleh sebagian mufassir diartikan dengan pamannya Nabi Ibrahim’ sebagaimana kedudukan Abu Thalib bagi Nabi Muhammad Saw. Penjelasan QS. Baraah: 114 tentang usaha Nabi Ibrahim memintakan ampun kepada orang tuanya sama seperti usaha Nabi Muhammad mengislamkan sang paman Abu Thalib di akhir hayatnya. Keduanya sama-sama gagal.
Pandangan tetang Azar bukan sebagai orang tua biologis Nabi Ibrahim juga diperkuat dengan cerita masa kecil Nabi Ibrahim yang diasingkan ke dalam sebuah gua agar selamat dari pembantaian bayi laki-laki yang digencarkan Raja Namrud. Dengan pengertian lain kalau benar Azar merupakan ayah biologis Nabi Ibrahim, mengapa beliau disembunyikan di dalam gua oleh orang tuanya.
Mustahil Azar yang dekat dengan Raja Namrud sampai tega membuang anak laki-lakinya!!