hipotesa.id – Suatu ketika ada seorang perempuan menangis tersedu-sedu, karena ditinggalkan sang kekasih yang membuat perempuan itu galau dan prustasi hingga beberapa hari.
Hati: “Apa kata ku juga, kan aku jadi galau gini, aku jadi susah sembuh,” ucap hati yang mengingat hatinya semakin sakit.
Logika: “Ya gimana, aku kan gatau kalau dia bakal bikin aku sakit lagi kek gini, kirain aku dia bakal berubah,” jawab Logika.
Setelah beberapa hari kemudian, perempuan tersebut bertekad untuk melupakan kejadian itu dan memulai untuk bangkit dari keterpurukan, tapi apalah daya jika menyangkut persoalan hati, segimana pun kamu berusaha pasti akan galau terus, kecuali jika ada seseorang yang menggantikan posisi dia yang meninggalkan.
Hati: “Tar deh, jangan dulu bangkit, aku masih sakit. Meskipun kamu bilang “bangkit, ayo semangat, kamu pasti bisa” kalau aku masih sakit, kamu bisa apa,”.
Logika: “Tapi kan kamu harus bisa berdiri sendiri lagi, aku udah ketinggalan jauh sama temen-teman yang sedang berjuang di sana!”.
Hati: “Ini juga salah kamu, udah tau aku yang paling sensitif kalo masalah asmara, masih aja kamu terima itu orang, mikir Ka, dari semua anggota tubuh yang ada di dunia ini. Aku yang paling baper, aku yang paling sensitif, harusnya kamu pikir dulu sebelum bertindak,” ucap Hati dengan perasaan yang amat marah.
Setelah beberapa hari keadaan mulai membaik, Hati dan logika pun bisa menerima keadaan dengan hati yang lebih nyaman.
Logika: “Hati, maafin aku yaa…., aku udah bikin lu sakit. Aku janji, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama,” ucap Logika dengan penuh penyesalan.
Hati: “Iya tidak apa-apa, aku juga tau itu semua bukan kesalahan kamu sepenuhnya. Tapi aku mau kasih saran yaa…. Kalo kamu mau nerima cowok, harus pikir-pikir lagi, inget kamu juga jangan terlalu berekspetasi kalau cowok yang kamu suka itu bakal bikin kamu bahagia. Karena gak semua orang kek gitu,” ucap Hati dengan perasaan yang mulai tenang.
Logika: “Hmmm baik, aku bakal inget kata-kata mu. Semoga diri mu baik-baik aja ya, kembali seperti semula lagi, aku janji mulai hari ini kalo masalah perasaan bakal konsul dulu sama kamu, dan juga aku akan selalu melibatkan
Tuhan dalam pikiran, biar aku tak salah jalan lagi,” jawab Logika dengan perasaan yang amat senang.
Dan setelah itu, Logika dan Hati mulai berbaikan lagi. Dan mulai bisa menerima semua yang telah terjadi kepada dirinya. Yang terpenting selalu berhusnudzon kepada Allah. Karena dibalik kesedihan pasti selalu ada pembelajaran didalamnya. Yang penting ikhlaskan apapun yang telah menyakiti hatimu dan maafkan.
Kontributor: Nabila