Cilegon, hipotesa.id – Pelarangan liputan wartawan saat kegiatan festival ramadan di lapas kelas dua Ciilegon, kelurahan Kalitimbang, kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, berbuntut panjang.
Sekretaris PWI Kota Cilegon, Madsari, Ketua IJTI Kota Cilegon, Adim, Ketua forum wartawan Cilegon, Uri Masyuri, dan belasan wartawan kota Cilegon mendatangi markas Polres Cilegon untuk melaporkan tindak pelanggaran UU Pers yang dilakukan pihak lapas Cilegon.
Sekretaris PWI Kota Cilegon Madsari, menyampaikan PWI Kota Cilegon akan mengawal kasus ini sampai selesai.
“Kami akan terus mensupport dan mendukung langkah-langkah yang diambil terkait dugaan pelarangan liputan yang dialami oleh teman teman jurnalis,” tegasnya.
Lanjut Madsari, sejauh ini belum ada komunikasi dari pihak lapas kota CIlegon terkait hal ini.
Ditempat yang sama, wartawan senior Kota Cilegon Daeng Yusvin Karuyan, angkat suara soal tindakan pelanggaran kebebasan pers ini.
Bagi siapa saja yang melakukan kekerasan dan menghalangi wartawan dalam melaksanakan tugas peliputannya, menurut Daeng Yusvin, dapat dikenakan hukuman selama 2 tahun penjara dan dikenakan denda paling banyak sebesar Rp 500 juta rupiah.
“Dalam ketentuan pidana pasal 18 itu dikatakan setiap orang yang melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang dapat menghambat atau menghalangi ketentuan pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 terkait penghalang-halangan upaya media untuk mencari dan mengolah informasi, dapat dipidana dalam pidana kurungan penjara selama 2 tahun atau denda paling banyak 500 juta rupiah. Jadi ini ketentuan pidana yang diatur dlm undang-undang pers,” tutur Daeng Yusvin , Senin (3/5/2021).
Lebih lanjut Daeng Yusvin juga menjelaskan, dalam pasal 4 undang-undang pers menjamin kemerdekaan pers, dan pers nasional memiliki hak mencari, memperoleh dan menyebar luaskan gagasan dan informasi. Oleh karena itu, dengan adanya kasus pelarangan wartawan untuk meliput terhadap tersebut, merupakan masalah serius.
“Langkah melaporkan kasus ini ke pihak Kepolisian, adalah hal yang serius,” jelasnya.
Daeng Yusvin berharap agar kasus tersebut menjadi pelajaran semua pihak, untuk menghormati profesi wartawan yang sedang melakukan peliputan.
Reporter: Syadatul
Editor: Bd Chandra