Jakarta, hipotesa.id – Wasekjen Eksternal PB HMI, Yaser Hatim menilai jika kepemimpinan Budi Gunawan sebagai kepala Badan Intelijen Negara, atau yang disingkat dengan sebutan BIN dinilai belum maksimal baik peran maupun fungsinya.
Hal ini dapat terlihat dari berbagai kejadian yang seolah tanpa adanya pencegahan, padahal lembaga pemerintah non kementerian tersebut memiliki wewenang untuk penyadapan, pemeriksaan dan penggalian informasi awal.
“Semenjak tahun 2016 bulan september sampai sekarang, BIN dibawah kepemimpinan Budi Gunawan belum mengoptimalkan peran dan fungsinya. Sehinnga, banyak kejadian yang mengancam keutuhan NKRI. Mulai dari pengeboman tempat ibadah yang dilakukan dalam momentum tertentu,” kata Yaser, dari rilis yang diterima hipotesa.id. Sabtu (22/5/2021).
Kembali ia merunutkan kejadian fatal pernah terjadi akibat kelalaian dari kinerja BIN. Seperti penusukan pejabat menteri oleh oknum teroris hingga yang terbaru, penembakan Kabinda oleh oknum KKB Papua.
“Penusukan pejabat menteri dan penembakan Kabinda merupakan bukti lemahnya BIN,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menilai BIN dibawah kepemimpinan BG telah menunjukkan lemahnya keamanan dan kedaulatan nasional dimata asing.
“Maka dari itu sudah sewajarnya presiden jokowi segera evaluasi kinerja BIN dibawah kepemimpinan BG karena kurang optimalnya peran dan fungsinya dalam menjaga marwah negara,” tegasnya.
“Sudah layak dilakukan penyegaran kepemimpinan BIN,” sambungnya.
Untuk diketahui, fungsi dan tugas BIN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen dalam menjaga keamanan negara dan dipimpin oleh kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
Kewenangan BIN dapat melakukan berbagai hal, seperti penyadapan, pemeriksaan aliran dana, penggalian informasi terhadap sasaran terkait dengan kegiatan yang mengancam kepentingan dan keamanan nasional yang terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, dan sektor kehidupan masyarakat lainnya. (***/B_S)