hipotesa.id – Alkisah, seorang laki-laki asal Samarkand mengalami sakit yang parah sehingga ia bernazar jika kelak Allah menyembuhkan penyakitnya ia akan mesedekahkan seluruh amalannya (sedekah) untuk orang tuanya pada setiap hari Jum’at.
Laki-laki tersebut pun sembuh dan menunaikan nazarnya sampai waktu yang cukup lama. Tetapi, pada suatu Jum’at ketika sepanjang siang ia masih belum memiliki apa-apa untuk disedekahkan.
Ia akhirnya bertanya kepada beberapa ulama tentang masalahnya. Para ulama menasehatinya, “Keluarlah! cari kulit buah semangka dan cucilah dengan air. Lalu pergilah ke jalan peternakan. Buanglah kulit semangka itu di antara para keledai dan jadikan (niatkan) pahalanya untuk orang tuamu sehingga kamu akan bisa terbebas dari nazarmu”.
Si laki-laki pun mengikuti arahan para ulama tersebut. Ketika malam Sabtunya, ia bermimpi dipeluk orang tuanya seraya berkata, “Wahai anakku, kamu selalu mengerjakan segala kebaikan dan kau niatkan untuk kami sehingga kami dapat memakan semangka yang memang kami sedang medambakannya, semoga Allah meridoi kamu anakku”.
Sedangkan seorang Amir dari Khurasan dalam mimpinya juga bertemu dengan bapaknya, “Wahai Amir!” Sapa sang Amir.
“Jangan kau panggil aku Amir, karena kepemimpinanku sudah tidak ada, tetapi katakanlah ‘Hai tawanan’ itu lebih pantas untukku.” Jawab bapak dari sang Amir itu.
Kemudian bapak sang Amir tersebut melanjutkan perkataannya, “Wahai anakku, sungguh ketika kamu memakan daging maka kami juga ikut memakannya sebab kamu membuang sisa makananmu di sekeliling kucing dan anjing, lalu niatkanlah pahalanya untuk kami karena hal itu kami dambakan.”
Menurut para ulama, dua kisah di atas sesuai dengan ungkapan yang masyhur bahwa:
إن الأرواح يجتمعون فى كل ليلة جمعة فى منازلهم يرجون دعاء الأحياء و صدقاتهم
“Sesungguhnya para ruh itu berkumpul di setiap malam Jum’at di rumah-rumah mereka dengan mengharapkan doa dan sedekah dari orang yang masih hidup.”
Begitulah manfaat dan Fadhilah bersedekah atas nama orang-orang yang telah tiada pada setiap hari Jum’at. Selain pahala yang akan sampai pada para mayyit, kita pun yang bersedekah mendapatkan pula pahalanya.
Diterjemahkan dari Kitab al-Nawadir karya al-Qolyubi dengan judul asli “al-Hikayah fi Fadhilah al-Shadaqah Yaum al-Jum’ah wa ‘Ala al-Mayyit”.
Penulis: Cak Muahimin