Serang, hipotesa.id – Pengamat politik, Rocky Gerung, menilai Provinsi Banten bisa mempelopori perubahan politik dinasti dengan semangat menumbuhkan kritisisme, seperti yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa, pada masa mengusir VOC dahulu.
Secara historis menurut Rocky Gerung, Banten memiliki elemen of justice yang terkandung didalam pikiran sosok Sultan Ageng Tirtayasa dalam melakukan perlawanan pada masa penjajahan. Seharusnya nilai keadilan tersebut bisa diterapkan oleh masyarakat Banten ketika melihat kondisi hari ini banyak terjadi ketidakadilan.
Pernyataan itu disampaikan Rocky Gerung dalam kesempatan menjadi narasumber pada acara Seminar Nasional yang dihelat oleh mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dengan mengusung tema ‘Peran pendidikan sosiologi dalam meningkatkan kualitas di era revolusi 4.0’ di aula utama kampus Untirta pada Rabu, (16/6/2021).
“Dulu Sultan Ageng Tirtayasa menganggap bahwa VOC itu imperialis, kapitalisme. Itu artinya ada elemen of justice didalam pikirannya. Kita juga bisa melakukan hal yang sama dari jejak semangat Sultan Ageng Tirtayasa untuk mengatakan bahwa in justice sedang berlaku di negara ini,” jelas Rocky Gerung saat diwawancarai hipotesa.id
Rocky Gerung mengungkapkan, ketidakadilan sampai hari ini masih ada, mulai dari disparitas pendapatan, krisis ekonomi, serta ketidakakraban warga negara. Kesemuanya itu harus disuarakan secara konsep politik Banten melalui kajian yang ada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
“Jadi suara politik Banten harus dibungkus secara konseptual melalui kajian yang diadakan di Untirta ini,” tuturnya
Politik Banten, lanjut Rocky, harus diasuh oleh kesetaraan warga negara tanpa adanya kehendak dinasti, yang menghendaki adanya hirarki.
“Politik dinasti itu pasti buruk dimanapun gak mesti di Banten. Dan kita tidak ingin politik itu diasuh secara dinasti,” pungkasnya
Reporter: Uqel El Satire