Serang, hipotesa.id – Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Perwakilan Serang, menilai kinerja WH-Andika dalam memimpin Provinsi Banten sangatlah buruk. Hal itu dikarenakan telah ditemukannya tiga kasus korupsi dilingkungan Pemprov Banten.
Diketahui, ketiga dugaan korupsi di lingkungan Pemprov Banten diantaranya, kasus dana hibah Pondok Pesantren tahun anggaran 2018 dan 2020, kemudian kasus pengadaan lahan untuk kantor UPT Samsat Malingping tahun 2019, dan kasus pengadaan masker KN95 tahun 2020 di Dinkes Banten.
Ketua Kumala PW Serang Misbah mengatakan, dalam visi misi WH-Andika saat mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten mencanangkan Banten yang berakhlakul karimah yang bersih dari tindak pidana Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Namun, pada kenyataannya, saat ini Pemprov Banten dirundung 3 kasus korupsi.
“Dalam masa kepemimpinan WH-Andika kurun waktu 4 tahun 1 bulan, perlu kiranya kita garis bawahi bahwa, WH-Andika tidak berkomitmen terhadap janji politiknya, dan tidak mampu menjalankan good governance,” kata Misbah saat menggelar aksi demonstrasi di Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B), Curug, Kota Serang, Kamis (17/6/2021).
Kejadian tersebut, dipaparkan Misbah telah mencederai hati masyarakat. Karena bagaimanapun masyarakat berharap Banten lepas dari tindakan KKN. Namun, kenyataannya berbanding terbalik dengan kondisi Banten saat ini.
“Kasus korupsi yang 3 kali berturut-turut telah mencederai masyarakat. Karena masyarakat berharap Banten maju dan sejahtera, tapi itu pupus karena kasus korupsi masih merajalela di Pemprov Banten,” ucapnya.
Untuk itu, terang Misbah, pihaknya mendesak Pemprov Banten untuk mewujudkan reformasi birokrasi, serta dapat menjalankan sistem penyelenggaraan pemerintah dengan transparan. Tak hanya itu, dirinya juga berharap Kejati Banten untuk segera mengusut tuntas ketiga kasus tersebut. Pasalnya, masih dimungkinkan ada aktor lain di balik skema korupsi tersebut.
“Penegak hukum harus segera mengusut tuntas atas terjadinya mega korupsi di tubuh Pemprov Banten,” tutupnya
Reporter: Rosinta Bela
Editor: ARD