Serang, hipotesa.id – Aliansi KBM UIN Banten, kembali menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan terhadap keputusan rektorat yang hanya memberikan potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 20%. Jum’at malam (16/7/32).
Dijelaskan Faiz Naufal, Presiden Mahasiswa UIN Banten, dari data yang dikumpulkan oleh Aliansi KBM dari 525 mahasiswa, 60% nya merasa tidak puas atas keputusan pihak rektorat yang memberikan pemotongan UKT sebesar 20%.
“Kita dari aliansi terus menimbang dan memikirkan keadaan mahasiswa agar pihak Rektorat memberikan lebih dari 20%,” jelasnya.
Ia mengharapakan kepada pihak rektorat, untuk mau menerima audensi kembali dengan perwakilan mahasiswa, baik internal maupun eksternal untuk menentukan nasib mahasiswanya.
“Selain potongan sebesar 20%, ada beberapa hal yang harus dibicarakan kembali, contohnya memperpanjang waktu pembayaran SPP, pemotongan 20% tanpa syarat, nasib orang tua yang di PHK, meninggal dunia dan bangkrut, yang terpapar Covid-19, semester 8-14 harus turun 50%, banding UKT untuk mahasiswa baru, evaluasi pembelajar mahasiswa dan lain sebagainya,” tutur Faiz.
Pirdian pratama, Wakil Presiden mahasiswa UIN Banten juga mengatakan, bahwa pihaknya melakukan aksi ini bersama aliansi, karena pihak rektorat dinilai tidak mempunyai hati nurani terhadap mahasiswanya yang tidak bisa membayar UKT.
“Banyak laporan dari mahasiswa UIN Banten yang merasa tidak sanggup membayar UKT/BKT, walaupun memang sudah diberikan keringanan 20%. Maka dari itu, saya mengharapakan kepada pihak rektorat untuk memakai hati nuraninya melihat situasi dan kondisi saat ini”, ujarnya.
Sementara itu, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Tri Anggraeni, merasa keberatan atas putusan rektorat. Dirinya pun sepakat atas hal yang dilakukan oleh pihak aliansi KMB UIN Banten.
“Saya setuju jika memang itu bisa membawa banyak manfaat kepada mahasiswa, supaya rektorat berfikir bahwa kita semua terkena dampak Covid-19,” tegasnya.
Aksi ini dihelat dengan memasang spanduk bertuliskan “Telah Wafat Hati Nurani Rektorat” yang di pasang didepan gerbang Kampus UIN Banten, dan di hiasi bendara kuning sebagai lambang kematian.
Reporter: Jawier
Editor: Birin Sinichi