Oleh: Iip Patrudin
hipotesa.id – Cinta, pekerjaan dan tanggung jawab, entah kenapa tiba tiba saja terbesit dalam pikiran saya untuk menuliskan tiga suku kata itu, cinta memang luar biasa dan bisa merubah segalanya. Kekinian sedang ramai diperbincangkan tentang fenomena sinetron Ikatan Cinta yang ditayangkan disalah satu stasuin televisi swasta di Indonesia, tidak hanya rakyat biasa pejabat elit sekelas mentripun ikut terbius oleh sinetron ini, begitupun emak-emak sampai kaum adam pun terbius oleh sinetron itu, dari usia belia sampai usia senja mereka turut menyaksikan sinetron itu. Sejenak mungkin bagi mereka bisa melupakan tentang hiruk pikuk kesibukan sehari harinya, bahkan mungkin lebih exstrimnya lagi, mereka bisa saja lupa kalau di negeri kita ini masih ada Virus Corona, begitu dahsyatnya makna cinta hanya lewat sinetron saja bisa membius ribuan bahkan jutaan orang untuk menikmatinya.
Penulis tidak akan membahas sinetron Iktan Cinta yang lagi membius seantero jagat negeri ini, tapi yang penulis akan curahkan iyalah soal cinta, pekerjaan dan tanggung jawab sesuai judul tulisan, ada banyak makna cinta yang mungkin tidak akan selesai kalaupun di tulis ribuan kali, karena cinta merupakan anugrah yang indah yang diberikan oleh Tuhan yang maha Esa kepada setiap mahluknya, menurut kamus besar Indonesia.
Cinta adalah suatu emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
Soal rasa cinta tidak melulu harus kepada lawan jenis atau kepada keluarga saja, rasa cinta juga harus ditularkan kepada pekerjaan, saat ini penulis sedang menjalankan pekerjaan di dunia peneyelenggara, yaitu Komisi pemilihan Umum (KPU) dalam hal beban kerja misalnya, kalau kita tidak bisa mencintai terhadap pekerjaan maka hasilnya tidak akan baik, tapi kalau kita tulus ikhlas mencintai pekerjaan yang kita lakukan maka insyaalah hasilnya akan sempurna.
Pengalaman penulis ketika menjalankan pekerjaan harus stand by dua puluh empat jam untuk mengawal tahapan Pemilu 2019, siang dijadikan malam, malam dijadikan siang, kaki jadi kepala kepala dijadikan kaki mungkin istilah itu bisa menggambarkan bagaimana beban berat tugas menjadi penyelenggara begitu sangat luar biasa sibuknya. Masih ingat betul tiap malam harus extra ketat membantu sahabat-sahabat PPK PPS digudang logistik agar penyusuanan dan pendistribusian logistik Pemilu harus tersampaikan dengan baik ke petugas KPPS, bahkan sampai keluarga di rumahpun sampai tidak terurus karena menunaikan kawajiban pekerjaan di KPU.
Tapi lagi-lagi ini soal cinta, karena kita mencintai terhadap pekerjaan dan bekerja dengan tulus ikhlas nyaman dan mejadikan tempat pekerjaan sebagai rumah kedua maka akan indah pada waktunya, keluarga di rumah pun bisa memakluminya dengan baik karena sudah menjadi konsekuensi pekerjaan suaminya ketika menjadi penyelenggara istrinya dirumah harus bisa memakluminya pun halnya dengan para suami akan memaklumi kepada para istrinya yang bekerja di dunia penyelenggara, nada harmonisasi itu akan terbetuk kalau semua pekerjaan dibumbui oleh aroma cinta.
Memaknai pekerjaan dan tanggung jawab,
dalam arti luas pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang akan mendapatkan uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, uang tersebut harus berasal dari hasil kerja yang halal. Bekerja yang halal adalah bekerja dengan cara-cara yang baik dan benar. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.
Ada orang yang bekerja untuk menyambung nyawa dari hari ke hari. Bagi mereka, tidak bekerja sehari berarti tidak bisa makan sehari. Bisa dibayangkan susahnya hidup mereka jika mereka sakit selama berhari-hari. Sementara bagi orang lainnya, bekerja berarti mengejar kekayaan. Mereka mungkin belum kaya atau sudah kaya, tetapi ingin mendapatkan lebih banyak uang. Ada yang bekerja untuk melayani orang lain. Ini terutama mereka yang berjiwa sosial. Ada yang bekerja sebagai perwujudan hobi. Asal batin puas, cukuplah sudah.
Memang dengan bekerja kita akan mendapatkan uang. Dengan bekerja kita akan bisa mengembangkan diri dan menggunakan segenap kemampuan yang telah Allah berikan. Dengan bekerja kita bisa mendapatkan kepuasan batin. Maka jika dalam suatu wawancara kita ditanya berapa gaji yang ingin kita peroleh, kita bisa menjawab, “Saya tidak bekerja untuk gaji. Saya akan bekerja sebaik mungkin demi perusahaan ini supaya perusahaan ini mensejahterakan banyak orang,” kita juga tidak gelisah jika gaji kita tidak naik-naik karena kita tidak bekerja karena gaji.
Saya masih ingat betul ketika di wawancarai oleh pimpinan KPU Provinsi Banten ketika akan masuk menjadi Komisioner di KPU Kota Serang, soal uang kehormatan tidak dijadikan urutan pertama tetapi bukan tidak butuh saya tidak mau munafik uang kehormatan tentunya merupakan hadiah terindah yang kita dapatkan dari ketulusan kita dalam menjalankan pekerjaan yang kita lakukan, maka ketika dalam wawancara saya nyatakan saya mencintai terhadap pekerjaan yang saya pilih maka akan saya kerjakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab dan disipilin terhadap pekerjaan yang saya cintai.
Dapat disimpulkan bahawa cinta, pekerjaan dan tanggung jawab adalah satu kesatuan yang saling berkaitan, dalam kerjaan contohnya kita tidak bisa nyaman kerja kalu kita tidak cinta kepada pekerjaan yang kita lakukan, dan soal cinta kita tidak bisa mempunyai rasa cinta kalau kita tidak bisa bertanggung jawab, Setiap orang pasti punya perasaan cinta, dan setiap cinta pasti harus punya rasa tanggung jawab, tanggung jawab menjadi kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja atau tidak.
Tanggung jawab bisa menjadi perwujudan kesadaran dan kewajiban bagi manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan di mana wajib menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat. Bertanggung jawab dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana semua tindakan atau perbuatan atau sikap merupakan penjelmaan dari nilai-nilai moral serta nilai-nilau kesusilaan.
Terakhir Semoga kita semua selalu diberikan rasa cinta yang menyejukan dan membawa keberkahan untuk kehidupan kita semua, Amin.
Tentang penulis: Iip Patrudin, merupakan Anggota KPU Kota Serang