Cilegon, hipotesa.id – Badai pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia melumpuhkan sandi perekonomian. Tak terkecuali pelaku UMKM di sektor sekunder dan tersier di Kota Cilegon terkena dampaknya.
Dirut Pusat Inkubator Wirausaha dan Klinik UMKM (PIWKU) Banten Laura Irawati mengatakan, pihaknya mencatat bahwa ratusan UMKM di Sektor Sekunder dan Tersier di Kota Cilegon mengalami keterpurukan. Hal itu lantaran badai pandemi Covid-19 yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM.
Kondisi tersebut, lanjut Laura, disebabkan adanya kebijakan PPKM. Dalam situasi tersebut, masyarakat saat ini lebih mengedepankan kebutuhan primer dari pada kebutuhan sekunder dan tersier.
Sehingga, para konsemen mereka banyak yang tidak membeli produknya. “Dari 400 UMKM yang aktif PIWKU hampir semuanya mengeluh,” kata Laura saat ditemui di ruang kerjanya, Cilegon, Selasa (3/8/2021).
Untuk membantu para pelaku UMKM. Maka, pihaknya saat ini telah menyiapkan dan menjalankan program. Program tersebut yakni melakukan pendamping dan penyuluhan. Selain itu, dirinya juga mengajarkan para pelaku UMKM agar bisa bertransaksi secara online. Karena, sampai saat ini masih banyak pelaku UMKM yang belum melek digitalisasi.
“Kita ajarkan cara bertransaksi online, cara menggunakan medsos untuk pemasarannya, melakukan pendamping selama 6 bulan yang merupakan program dari Kominfo RI, yakni active selling dan masih banyak lagi,” ungkapnya.
Ia berharap, pendamping dan pelatihan yang ia berikan bisa bermanfaat bagi pelaku UMKM. Karena bagaimana pun saat ini para UMKM harus inovatif dan paham digital marketing untuk bisa keluar dari keterpurukan ini.
“Semoga pelatihan dan pendamping ini bisa bermanfaat, karena bagi saya pelaku UMKM harus berevolusi, cara pemasarannya harus menyesuaikan dengan kemajuan zaman,” harapnya.
Reporter: Dirman
Editor: Birin Sinichi