Serang, hipotesa.id – Pemerintahan Kota (Pemkot) Serang, diminta untuk benar-benar memperhitungkan risiko penyebaran kasus Covid-19, dalam wacana pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) yang disebut menjadi salah satu tujuan percepatan pemberian vaksin bagi para pelajar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Milenial Research Academic of Banten, Rizky Arifianto. Menurutnya, meski PTM merupakan keinginan dari masyarakat, namun Pemkot Serang harus lebih memperhitungkan risiko penyebaran Covid-19 yang ada di wilayah Ibu Kota Provinsi Banten.
“Pemkot Serang tengah gencar melakukan vaksinasi Covid-19 untuk para siswa menjelang PTM. Pada dasarnya, semua aturan pembelajaran tatap muka diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri dengan mengedepankan kehati-hatian dan kesehatan semua insan pendidikan,” ujarnya, Minggu (29/8/21).
Dikatakan Rizky, bahwa niat baik yang dilakukan oleh Pemkot Serang untuk mengadakan PTM, harus dibarengi dengan beberapa pertimbangan yang ada. Oleh karena itu, pihaknya tidak sependapat jika Pemkot Serang buru-buru mewacanakan PTM.
“Berdasarkan pertimbangan ilmiah Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahwa PTM bisa menjadikan klaster baru penyebaran Covid-19 jika langkah yang diambil tidak tepat dan akurat. Kami bukan menolak PTM, tetapi dengan pertimbangan ilmiah IDAI, bahwa ini akan menjadi klaster baru nantinya ke depan,” tuturnya.
Lanjut Rizky, bahwa zona Covid-19 bukanlah menjadi acuan PTM bisa dijalankan. Namun, yang menjadi acuan utama adalah heard imunity yang sudah mencapai 70 persen lebih. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian pihaknya di lapangan, banyak masyarakat yang menjadikan vaksinasi Covid-19 hanya untuk kebutuhan administrasi saja.
“Beberapa kami temukan masyarakat yang ternyata ikut vaksinasi hanya karena untuk memenuhi kebutuhan administrasi saja. Salah satunya seperti ingin bisa berlibur dan masuk mal. Namun mereka hanya ikut dosis satu saja, sedangkan dosis dua mereka tidak ikut karena cukup dosis satu untuk administrasi,” lanjutnya.
Dari hasil riset Milenial Reaserch Academic of Banten pada bulan Agustus 2021, sudah ada beberapa sekolah di Kota Serang yang menjalankan PTM, tanpa mempertimbangkan risiko penyebaran Covid-19 terhadap siswa. Selain itu Pemkot Serang juga harus melaksanakan Good Governance untuk terselenggaranya pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
“Pemkot Serang juga harus melibatkan Civil Society untuk terciptanya Good Governance. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif,” tandasnya.
Untuk diketahui, pada Kamis lalu, jumlah pelajar yang telah menerima vaksin dosis pertama telah mencapai 20,7 persen. Dikebutnya vaksinasi pelajar oleh Pemkot Serang lantaran banyak wali murid yang menginginkan agar PTM dapar segera dilakukan.
Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa untuk saat ini para orang tua sudah mulai sadar untuk mengizinkan anak-anaknya melaksanakan vaksinasi Covid-19.
“Dengan kesadaran itu kan juga sebuah jawaban kalau masyarakat sudah mulai sadar,” ujarnya.
Dari 28 SMP Negeri yang ada di Kota Serang, Subadri menyebutkan bahwa baru 19 SMP Negeri yang melaksanakan vaksinasi Covid-19. Sisanya, akan dikebut hingga awal bulan depan.
“Ada 19 SMP yang sudah melaksanakan vaksinasi dari 28 SMP. Dan per hari ini (Kamis 26 Agustus) sudah 20,7 persen siswa yang melaksanakan vaksinasi. Bulan depan akan terus dipercepat sesuai dengan arahan pusat,” tutupnya. (***/B_S)