Serang, hipotesa.id – Di momentum Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Gempur Banten, menggelar aksi unjuk rasa menuntut penegak hukum untuk segera menyelesaikan berbagai kasus dugaan korupsi di Provinsi Banten.
Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa tersebut dihelat di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug Kota Serang. Kamis (9/12/21).
Mahasiswa menyebut bahwa Hakordia merupakan salah satu bentuk peringatan untuk menghindari perilaku korup di wilayah Pemerintahan Provinsi Banten. Mengingat Provinsi Banten merupakan daerah yang sedang dilanda wabah kasus korupsi.
Diantaranya, Kasus Samsat Malingping dengan total kerugian negara sebesar 4,6 M di tahun 2019. Kasus korupsi pengadaan lahan sekolah Tangerang Selatan dengan total kerugian negara sebesar 12,6 M di tahun 2017. Dana hibah ponpes dengan total kerugian negara sebesar 70,7 Milyar di tahun 2018. Dan Pengadaan masker dengan total kerugian negara sebesar 1,3 M di tahun 2020.
“Deretan kasus yang terjadi dari tahun ke tahun di Provinsi Banten, seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi pejabat Pemprov dalam perihal pengawasan anggaran, dan mendidik setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” ujar Jodi Fauzi, koordinator aksi tersebut.
Pihaknya juga mempertanyakan perihal komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur Banten dalam memberantas kasus korupsi yang marak terjadi di lingkungan pemerintahan Provinsi Banten.
“Sangat disayangkan tidak ada penelusuran lebih lanjut perihal kasus korupsi yang terjadi dilingkungan Pemprov Banten. Maka kita masih bisa memastikan masih ada koruptor yang berkeliaran di lingkungan Pemprov, karena kasus korupsi bukan tindakan perorangan akan tapi ini menjadi kerja-kerja kolektif yang tersusun secara terstruktur, sistematis, dan masif,” tegas Jodi Fauzi.
Pantauan di lapangan, aksi unjuk rasa dimulai pukul 15.30 WIB, mahasiswa tiba di KP3B dengan membawa spanduk bertuliskan “Wabah Korupsi Menggempur Rakyat Banten”.
Para mahasiswa tersebut langsung bergantian melakukan orasi di depan Kantor Gubernur. Baru berjalan 30 menit, cuaca berubah dari mendung menjadi hujan deras. Tidak bergeser satu langkah pun, mereka tetap melanjutkan aksinya.
“Untuk menuntut keadilan, kami tak akan mundur walau Banten diguyur hujan maupun badai,” kata salah satu mahasiswa dalam orasinya.
Adapun mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Gempur Banten diantaranya, Komunitas Soedirman 30 (KMS 30), Untirta Movement Community (UMC), Keluarga Mahasiswa Pandeglang (Kumandang), Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas) dan Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI). ***