Semarang, hipotesa.id – Pengurus Besar HImpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mengadakan kegiatan Sekolah Demokrasi Politik di kota Semarang, (18-22/01/2022) menghadirkan narasumber-narasumber yang handal, kompeten dan ahli di bidangnya masing-masing.
Satu diantaranya, Yayat Syariful Hidayat salah satu anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan. Ia diminta menyampaikan materi perjuangan politik untuk kesejahteraan pekerja. Dalam setiap gerakan, yayat menekankan pentingnya idiologi sebagai sebuah keyakinan untuk melakukan gerakan, “termasuk gerakan politik buruh dalam konteks politik kekuasaan” tuturnya.
Begitupun dengan orientasi gerakan yang harus terus mengikuti dinamika perubahan zaman, generasi yang terus tumbuh dan membuat perbedaan-perbedaan, bahkan relasi pekerja-pengusaha yang kemungkinan kedepan akan terus mengalami redefinisi.
Dalam kesempatan itu, Yayat mengajak para aktifis mahasiswa untuk terus mengasah dan mengimplementasikan kepekaan sosialnya dalam gerakan buruh-pekerja, “saya selalu yakin, teman-teman aktifis, yang diajari para senior untuk peka terhadap lingkungan sosial dapat menjadi energi baru dengan kemampuan akrobatiknya sebagai generasi millenial dalam gerakan buruh gerakan para pekerja sebagai bagian dari keberpihakan kita pada masyarakat khususnya para pekerja” pintanya.
Serikat buruh serikat pekerja (SB/P) pasca reformasi semakin terfragmentasi dengan banyaknya organisasi SB/P. Alih-alih berlindung dalam diktum kebebasan berserikat dan berkumpul, namun disadari atau tidak dapat menyebabkan melemahnya daya dorong gerakan dan bergaining para buruh dan pekerja. Ini menjadi salah satu concern, pekerjaan rumah organisasi serikat buruh serikat pekerja untuk terus melakukan pembenahan dan perubahan dalam rangka perjuangan untuk kesejahteraan para pekerja Indonesia lebih baik dan efektif.
“Menjadi bagian dari perjuangan kaum buruh bukan soal eksistensinya tetapi lebih pada bagaimana kebermanfaatan untuk orang-orang sekitar menjadi nyata” tutupnya.