Bulan Februari tepatnya pada tanggal 14, akan terdapat perayaan ala anak muda sebagai peringatan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day. Pada Februari 2022 ini, Hari Valentine jatuh pada hari Senin.
Tidak banyak yang tahu bahwa perayaan akan Hari Kasih Sayang ini sebenarnya muncul justru karena seorang uskup yang dihukum mati karena diam-diam melakukan pernikahan dengan kekasihnya. Selain itu, tepat pada 14 Februari 1929, terjadi pembantaian berdarah!
Meskipun begitu, seluruh muda-mudi di belahan dunia ini tetap merayakan akan Hari Valentine tersebut. Bahkan mereka mempunyai berbagai cara untuk merayakannya sesuai dengan tradisi di negara masing-masing.
Lalu, bagaimana ya sejarah dari Hari Valentine itu? Bagaimana pula kisah pembantaian berdarah yang terjadi 93 tahun lalu?.
Yuk, simak ulasan berikut supaya kita tahu mengetahui akan hal-hal tersebut!
Sejarah Hari Valentine
Sebenarnya, perayaan akan Hari Valentine ini tercipta oleh kematian dari seorang imam dan uskup (pemimpin jemaat lokal untuk agama Katolik Roma) di Terni, Italia, yang bernama Santo Valentine atau Valentinus pada abad 270 M.
Pada kala itu, St. Valentine adalah seorang pendeta yang taat agama dan selalu membantu orang lain. Bahkan dirinya juga kerap membantu orang-orang Kristen yang hendak melarikan diri dari penjara Romawi yang terkenal akan kekejamannya. Bukti kekejaman dari penjara tersebut adalah adanya perlakuan tidak manusiawi dan kerap memukul serta menyiksa para orang-orang.
Sebagai seorang pendeta, St. Valentine mengabdi pada Kaisar Claudius II yang kala itu memerintah di Roma. Namun, tiba-tiba saja, Kaisar Claudius II memberikan keputusan bahwa para pria yang masih lajang tidak boleh menikah dan harus menjadi bala tentara.
Akan keputusan tersebut, tentu saja St. Valentine menentang karena merasa keputusannya tidak adil. Meskipun begitu, St. Valentine masih memberanikan diri untuk melanggar keputusan tersebut dengan menikahkan pasangan muda yang tengah jatuh cinta.
Sayangnya, tindakan tersebut terdengar oleh Kaisar Claudius II dan memberikan St.Valentine hukuman akan pelanggarannya. Hukuman tersebut berupa hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Sebelum proses hukuman mati tersebut. St. Valentine dimasukkan ke dalam penjara dan berusaha menyembuhkan anak gadis dari kepala sipir penjara yang kala itu buta. Setelah anak gadis tersebut sembuh, kepala sipir penjara hendak membalaskan jasanya dengan menyelundupkan surat. Surat tersebut dituliskan oleh St. Valentine yang jatuh cinta kepada anak gadis tersebut.
Bahkan pada surat terakhirnya, sebelum dieksekusi mati, St. Valentine memberikan frasa penutup berupa “From Your Valentine” atau “Dari Valentine-mu”
Atas ekspresi cinta di surat tersebut yang pertama kali dilakukan pada abad ke-15 membuat orang-orang lain meniru tindakan tersebut untuk menulis surat cinta dan puisi kepada orang terkasih.
Hingga pada abad ke-17, terdapat tradisi untuk merayakan Hari Valentine di seluruh dunia. Perasaan tersebut berupa menulis kartu ucapan dan surat cinta hingga tukar-menukar hadiah.
Namun, di negara-negara yang mayoritas beragama Islam, melarang perayaan Hari Valentine ini. Hal tersebut karena perayaan ini merujuk pada pemuka agama St. Valentine. Selain itu, perayaan Hari Valentine dianggap bukan memperingati hari kasih sayang tetapi justru hanya hura-hura dan pergaulan bebas.
Kisah Pembantaian Berdarah Pada Hari Valentine
Jika kalian adalah penggemar komik Detective Conan, pasti sudah tahu bahwa pada perayaan Hari Kasih Sayang ini pernah terdapat pembantaian berdarah, yang diceritakan oleh Ai Haibara di chapter 331 volume 33 dengan judul The Bloody Valentine atau Valentine Berdarah.
Nah, kisah pembantaian tersebut adalah benar adanya dan yang dilakukan oleh dua geng besar ini terjadi di Chicago, Amerika Serikat. Dua geng tersebut adalah geng George “Bugs” Moran yang menguasai Chicago Utara, yang berseteru dengan geng Al Capone yang menguasai di Chicago Setan.
Perseteruan tersebut sebenarnya telah terjadi berturun-turun yang dilakukan oleh pendahulu mereka, yakni Dion O’Banion dan John Torrio. Konflik tersebut diawali akan perebutan jalur perdagangan minuman keras. Sebenarnya, pemerintah AS telah melarang peredaran minuman keras karena dapat menimbulkan keributan. Adanya pelarangan tersebut justru menyebabkan munculnya pasar ilegal yang memperjualbelikan minuman keras.
Puncak dari perseteruan tersebut adalah tepat pada 14 Februari 1929, yakni 93 tahun silam. Al Capone dan anggota gengnya menembak tujuh anggota dari geng Moran dengan senapan mesin di depan garasi. Dari peristiwa tersebut menyebabkan O’Banion tewas mengenaskan dengan peluru yang menyasar pada kepalanya.
Para polisi pun diturunkan untuk menyelidiki kasus berdarah tersebut dan menemukan fakta bahwa para pelaku menembakkan enam hingga sepuluh peluru kepada para korban. Insiden tersebut otomatis menjadi isu nasional. Banyak media dan masyarakat yang mengutuk peristiwa tersebut.
Nah, itulah sejarah terjadinya Hari Valentine dan peristiwa berdarah yang terjadi pada Hari Kasih Sayang tersebut.