Untuk Yth ; Ayahanda Walikota Serang H . Syafrudin, M.Si
“ Sang Pemimpin adalah Sang Guru “
Mari pikiran yang tanpa batas ini kita ajak bertafakur dalam filsafat menjelajah kejaman 1200 tahun sebelum Masehi, ditanah Mesir dipantai entah Mediterania, laut merah, atau cuma tepian sungai Nil. Lelaki perkasa itu harus sungkem pada sang guru, ia sosok luar biasa ia bukan saja pemberani, namun juga punya fisik yang sangat kuat. Kepalan tangannya terbukti mampu menewaskan orang, ia pembela utama masyarakatnya, Bani Israel di tanah perantaunya. Lebih dari itu juga ia mendapat mandat dari Tuhan untuk menghancurkan symbol kediktatoran terbesar sepanjang masa Firaun. Musa siapa yang meragukan kebesaranya,tiga agama besar didunia Islam, Nasrani, dan Yahudi menghormatinya, tidak ada catatan yang dapat merusak kesempurnaanya, seorang musa pun memerlukan guru, memerlukan bimbingan, itulah kehendak ALLAH, hanya ALLAH yang tidak memerlukan bimbingan, orang yang menyebut nama sang guru itu Khaidir dikenal dengan Nabi Khaidir, sosok yang tampak biasa saja namun mampu mengajarkan berbagai hikmah yang tak dikuasai Musa. Pelajaran hikmah itulah yang mebuat Musa tidak hanya mempunyai kekuatan dan keberanian namun juga kebijakan dan kearifan, maka Musa menjadi satu dari lima Rosul besar yang disebut Ulil Amri yang tercatat dalam peradaban besar manusia. Besarnya peran sang Pemimpin/sang Guru bukan hanya ada dilingkungan masa dahulu, sebuah momentum yang tidak akan berlalu begitu saja buat saya pribadi yang di besarkan oleh bapak kandung seorang Hassan Alaydrus yang “Guru/Pemimpin, bagi saya dan Yuyu Yunaniah yang membuat saya bernaluri guru, karena Hassan Alaydrus adalah seorang guru yang sebenarnya pengakuan formal seperti yang ada selama ini, para pemimpin yang bisa juga tidak bekerja resmi sebagai pengajar, pemimpin atau pembimbing namun beliau sebagai hamba ALLAH yang tidak berhenti bergerak untuk mengasah dan membangkitkan potensi orang-orang disekitarnya. Pemimpin teladan saat ini jelas bukan Nabi Khaidir apalagi Dewa Ruci yang Cuma ada dalam cerita. Namun pemimpin bisa, dan bahkan semestinya mengikuti langkah-langkah mereka, yakni menempatkan diri untuk mengajarkan hikmah pada para bawahannya, muridnya dan masyarakatnya, Untuk menjadi manusia-manusia Utuh.
Pemimpin demikian tidak akan mengecilkan diri sendiri menjadi sekedar alat jabatan untuk menyampaikan perintah-perintah, tetapi hakekaktnya harus menyampaikan pembelajaran dan pemberdayaan, dengan demikian pemimpin yang unggul akan terus mengasah diri lahir batin untuk dapat menjadi pribadi yang Waskita, pribadi yang mata lahir dan batinnya mampu mengenali setiap potensi dari setiap yang dipimpinnya dan berkemampuan membangkitkan potensi tersebut. Para pemimpin adalah guru dan harus sejalan dengan akar kata EDUCATIE : E dan DUCARE yang berarti “Mengeluarakan Potensi”.
Dunia saaat ini sangat berbeda dengan dunia beberapa tahun lampau, perlu manusia baru dengan cara pandang yang sama sekali baru untuk mengelola Dunia sekarang, anak-anak bangsa saat ini haruslah anak-anak bangsa yang memiliki akar nilai agama dan budaya yang tangguh, sekaligus mampu menjangkau peradaban global. Anak-anak bangsa kita haruslah anak-anak bangsa yang berani mampu menyebar dan berperan diseluruh muka bumi, dengan tetap memegang nilai-nilai agama dan budayanya sendiri. Siapa yang mampu melahirkan anak-anak bangsa seperti itu kalau bukan pemimpin seperti contoh Nabi Khaidir pemimpin yang ditunjuk oleh ALLAH untuk membimbing Musa walaupun beliau seorang Rasul ALLAH. Karena Musa masih memerlukan bimbingan hikmah, kebijaksanaan dan kewaskitaan yaitu memahami yang tersirat bukan hanya yang tersurat. Maka hari ini, saat sekarang ini, sudah waktunya sungguh-sungguh melakukan kinerja nyata Amaliyah yang berlandaskan Spiritual Religius Kemusliman bahwa seorang pemimpin harus berlomba-lomba bermetamorfosis dari sekedar penyampai perintah-perintah jabatan, tetapi menjadi para pemimpin sejati yang menghiasi sejarah hidupnya, dengan memberikan keteladanan dalam kehidupannya. Ingat dan Amalkan Firman ALLAH bahwa Peradaban ini berawal dari : IQRO, IQRO dan IQRO, Wallahu’alam Bis sawab, Semoga Bapak Walikota Serang menjadi Pemimpin/Guru bagi anak-anak bangsa khusunya di Kota Serang dan umumnya di Provinsi Banten, agar anak-anak Banten menjadi anak-anak yang berkualitas. Saya berharap Bapak Walikota Serang adalah Pemimpin/Guru yang juga menginspirasikan kepada kami untuk menjadi Pemimpin/Guru yang sejati. Wassalam
Salam Hormat,
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhamadiyah Kota Serang
AYATULLAH QAUMI