Sebagai makhluk sosial, setiap orang yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat, dalam menjalani aktivitas kesehariannya sejak ia bangun tidur di pagi hari hingga tidur kembali pada malam harinya senantiasa terlibat dalam kegiatan komunikasi. Hal mana dilakukan sebagai konsekuensi dari hubungan sosialnya melalui interaksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Bila kita amati lebih teliti mengenai aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan kesehariannya itu, maka sebagian besar diisi dengan kegiatan berkomunikasi, mulai dari mengobrol, membaca koran, mendengarkan radio, menonton televisi atau bioskop, dan sebagainya. lni membuktikan bahwa, dalam tatanan kehidupan sosial manusia, komunikasi telah menjadi jantung kehidupan. Apabila jantung kehidupan itu tidak berfungsi, maka tidak akan ada kehidupan manusia seperti yang kita alami saat ini, sehingga tidak akan mungkin terbentuk suatu tatanan kehidupan manusia yang terintegrasi dalam sistem sosial yang disebut masyarakat.
Seseorang sangat memerlukan kemampuan komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja.
Pandemi COVID-19 di Indonesia telah mendorong pemerintah untuk menawarkan pembelajaran berbasis rumah online untuk menggantikan pembelajaran tradisional tatap muka. Kebijakan pembelajaran online ini tentunya akan mempengaruhi efektifitas pembelajaran jika sekolah, pendidik, dan siswa tidak mengikuti kemauannya untuk mengikuti pembelajaran online. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu dan jauh dari ibu kota negara. Kurangnya kesiapan mahasiswa dan dosen baik dari segi kemampuan menggunakan teknologi maupun ketersediaan fasilitas pembelajaran yang sesuai, konektivitas internet yang tidak memadai di rumah, biaya, serta ketidakmampuan mahasiswa dan dosen untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru. Faktor-faktor yang belum efektif melaksanakan pembelajaran online. Tidak sedikit siswa yang mengeluhkan pembelajaran online. Selain kuota yang bertambah, mahasiswa tidak dibebaskan dari biaya kuliah. Belum lagi tugas yang membengkak membuat mahasiswa malas memenuhi kewajibannya untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Sistem online ini diharapkan dapat membantu mahasiswa memperoleh dan mempelajari ilmu pengetahuan tanpa harus ke kampus (Mulawarman, 2020). Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan solusi untuk mengatasi kesulitan pembelajaran tatap muka (Yensy, 2020). Namun, melakukan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid19 menjadi masalah (Ahmad, 2020). Contoh masalah ini adalah guru dan siswa masih kesulitan menggunakan aplikasi online. Sistem pembelajaran yang sangat berubah ini membawa dampak besar dalam dunia pendidikan (Simatupang et al., 2020). Hal ini akan menjawab apakah penggunaan teknologi mampu menggantikan peran pengajar atau justru pengajar tidak akan bisa digantikan oleh teknologi secanggih apapun. Selain itu, sulitnya mempelajari dan memahami materi disebabkan oleh terganggunya komunikasi informasi dari pengajar kepada siswa. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan media pembelajaran (Ferdiana, 2020). Media pembelajaran yang menarik dan menghibur dapat membantu menghilangkan kejenuhan saat belajar. Kuliah online mahasiswa membutuhkan variasi tersendiri untuk menghindari kebosanan. (Aan Widiyono, 2020). Selain penggunaan media pembelajaran yang menarik, perkuliahan online membutuhkan kreativitas pengajar selama pembelajaran agar tidak terjadi kebosanan (Hikmat et al., 2020).
Untuk itu, saya lebih memilih untuk menerapkan kembali pembelajaran tatap muka setelah pandemi Covid 19 berakhir agar dapat efektif kembali dalam belajar seperti sebbelum corona datang.
Penulis : Zahroturrubhiyah