Oleh Nipen Arya Saputra
hipotesa.id, – Puncak keterpaksaan penggunaan gedget sebagai salah satu perkembangan digital 4.0 ialah Sejak pandemi Covid-19 menyebar luas. Khususnya di Indonesia.
Pada masa ini Mau tidak mau semua bentuk sosial dialihkan pada elektronik praktis, yang mana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah bisa dipermudah dengan adanya teknologi saat ini.
Selain itu, era digital juga hadir menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar bisa lebih modern dan juga lebih praktis, salah satunya Smartphone atau gadget.
Smartphone saat ini, bukan hanya dipergunakan untuk orang dewasa saja, melainkan juga sudah dipergunakan oleh anak-anak dengan tujuan sebagai media pembelajaran, yang tentu ini ada hal positif dan negatifnya.
Pernah saya baca di jurnal Unsil, bahwa penggunaan gadget yang berlebihan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak.
Dampak buruk penggunaan gadget pada anak antara lain anak menjadi pribadi tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, dan ancaman cyberbullying.
Ini PR penting bagi seluruh orang tua, agar benar-benar mengontrol secara baik penggunaan Smartphone bagi anak-anaknya, agar tidak tertimpa dampak buruk dari perkembangan zaman.
Gadget Sebagai Media Pembelajaran
Hadirnya Covid-19 membuat tatanan kemasyarakatan Berubah total, bahkan sistem pembelajaran yang saya katakan di atas, dilakukan di rumah, tentu mau tidak mau anak-anak dipersiapkan gadget untuk bisa mengikuti pembelajaran.
Pada momentum tema hari anak tahun ini “anak terlindungi, Indonesia maju” mengharuskan orang tua mengontrol dan melindungi anak pada penyimpangan gadget pada anak.
Peran orang tua saat ini perlu diuji dalam hal itu, untuk lebih memperhatikan anak dalam penggunaan gadget selain sebagi alat pembelajaran.
Anak Terlindungi, Indonesia Maju
Tema yang di angkat pada kali ini jelas untuk mendorong orang tua dalam melindungi anaknya, utamanya pada alat pembelajaran, smartphone.
Selain digunakan untuk pembelajaran para orang tua juga harus mengontrol, apa yang dilakukan anak di luar dari itu. Jika berbelok tentu kewajiban orang tua memberikan edukasi positif pada anak.
Perlu diperhatikan, ketika anak melakukan pembelokan dalam penggunaan, orang tua hanya perlu memberikan edukasi positif, halnya pembelajaran dalam pengunaan yang baik, bukan menyita atau melarang anak untuk menggunakan gadget, jika begitu yang ada anak merasa tidak merdeka dan tidak menikmati perkembangan zaman yang semakin maju.