Oleh: Dede Ruslan Al Badar
hipotesa.id – Keterlibatan Generasi baru dalam politik bisa dikatakan sangat kurang untuk di negara kita, bisa kita lihat berapa presentase para pemuda terlibat menjadi aktor politik, penyelenggara Pemilu, atau berkontribusi dalam dunia politik.
Keterbukaan informasi dan mudahnya mengakses informasi di era digital, seharunya bisa mempermudah para generasi baru untuk terlibat dalam politik.
Kita ketahui secara resmi bersama, Indonesia akan menghadapi fenomena tentang lonjakan populasi yang akrab di dengar dengan bonus demografi.
Isu Bonus demografi tentang bagaimana akan terjadi letupan besar populasi usia produktif yang semakin berkembang, tentunya masih banyak narasi positif dan negatif dalam persoalan ini.
Melihat dari sisi lain apakah akan menjadi peluang dalam perkembangan peradaban manusia di Indonesia khususnya, ataukah sebaliknya, yaitu menjadi anjlokan angka pengangguran yang tak terbendung, karena kesempatan dan ruang kompetisi tidak berbanding lurus.
Sehingga tidak banyak dari generasi baru meniti karir sebagai content creator, Influcencer atau membuat platform-platform bisnisnya sendiri yang tentunya memaksimalkan digitalisasi.
Namun banyak yang gagal dan berhasil juga pada akhirnya, hal itu bukan pada persoalan-persoalan nasib dan konsistensi generasi baru dalam eksplorasi idenya, melainkan tidak adanya pembinaan khusus dari generasi tua dan para profesional bahkan minimnya ruang dialektis yang demokratis yang di dapat generasi baru ini.
hal ini menunjukkan dimana pendidikan sekarang tidak bisa menghasilkan output yang baik, sebabab pendidikan tidak mampu menyediakan kebutuhan pasar sekarang.
Sebutan generasi baru bagi penulis adalah gabungan dimana Gen-X, Gen-Y dan Gen-Z, dimana generasi ini yang akan masuk kepada satu dimensi dimana dimensi yang baru yaitu dimensi digitalisasi.
Survei membuktikan jika generasi milenial yang memiliki ketergantungan internet sekitar 88,4 persen. Tentu saja hal ini menjadi faktor mengapa peran internet, terlebih media sosial sangat berpengaruh dalam kontestasi politik di Indonesia.
Lantas hal apa yang harus di siapkan generasi baru dalam pengaplikasian Internet dan Media sosial sebagai Instrumen berpolitik bagi mereka.
Diantaranya ada tiga hal yang harus di siapkan pertama, adalah mengkampanyekan tentang Literasi digital, sehingga mendorong generasi baru terlibat aktif dalam politik dan medium nya adalah internet dan media sosial.
Kedua, bagaimana bisa memfilter informasi yang beredar secara bebas, untuk bagaimana menyaring kesalah pahaman terhadap informasi yang tak terbendung.
Ketiga, bagaimana generasi baru mampu mengajak partisipasi Generasi baru untuk berperan dalam perpolitikan di Indonesia untuk menciptakan ruang demokrasi dimiliki oleh semua unsur elemen masyarakat. ***