Cilegon, hipotesa.id – Setelah dihadapkan dengan harga minyak yang harganya selangit. Saat ini, masyarakat dihadapkan dengan kenaikan harga mie instan yang melejit. Sedangkan Para pedagang pun tidak mau ambil pusing.
Menurut informasi yang di himpun, kenaikan harga mie instan, dipandang kuat karena efek dari harga gandum yang naik, dan itu imbas perang Rusia-Ukraina.
Info yang didapat tim Hipotesa.id, harga mie instan akan naik 3 kali lipat. Itu akibat ekspor gandum Rusia-Ukraina yang biasanya memasok hingga 40 persen kebutuhan dunia, saat ini tersendat akibat perang.
Seperti yang diucapkan salah seorang pedagang kelontongan di Kota Cilegon bernama Wahyu. Kata dia, dirinya sudah mengetahui akan rencana kenaikan harga mie instan 3 kali lipat. Sebelumnya, Wahyu berujar, sudah ada kenaikan harga pada Indomie Goreng yaitu Rp3.500 per bungkus.
Sebelumnya di jual dengan harga Rp3.000. Sementara untuk mie instan rasa lainnya dijual dengan harga Rp3.000 per bungkus dari sebelumnya Rp2.700 an.
“Indomie Goreng yang lebih mahal Rp3.500. Kalau yang murah Indomie kuah kaya Soto sama Ayam Bawang Rp3.000,” ucap Wahyu, pada Sabtu, 13 Agustus 2022.
Lanjut Wahyu, harga per dus isi 40 bungkus merek indomie ditaksir Rp100-an.
“Iya sekitar 100 an hitungan harganya kalo orang belinya per dus masih bisa nego tapi kalo kaya 10 sampe 20 bungkus itu masih harga perbungkus,” tambahnya.
Ia juga menyebut, pembeli di tokonya pun telah mengetahui kenaikan harga mie instan. Meski mengalami kenaikan, ia tidak mau ambil pusing. Ia akan mengikuti penetapan harga dari pemerintah.
“Ya paling sih ngikutin harga aja gimana dari sononya, kaya minyak sempet mahal dan langka itu tapi akhirnya udah turun kan. Kalo pengaruh sih iya pasti, tapi kalo mie orang pasti beli aja,” tutupnya. (nipen)