Opini, Politik – Aktor politik beralih strategi kampanye, lewat media sosial, hal itu dilakuakan untuk menyasar pemilih pemula pada pemilu 2024. Tentu pemuda selalu menjadi harapan di semua negara, pernyataan ini tidak bisa ditawar oleh siapapun, karena kehidupan terus berjalan ke masa depan tentunya, maka diisi oleh para generasi selanjutnya, untuk melanjutkan peradaban.
Indonesia menjadi negara yang di ganyang-ganyang akan mampu menghadapi Bonusdemografi, hal itu tentunya harus ada dorongan dengan road map yang jelas dalam mebangun generasi produktif. maka pemimpin negara harus membangun karakter generasi, seperti para pemudanya harus terus di upgrade. Dalam momentum menghadapi Pemilu 2024 yang sering disebut pesta demokrasi, bagaimana menentukan pemimpin negara selanjutnya. Kata “pemuda” selalu menjadi objek empuk dalam merauk suara, agar mencapai kemengan elit politik untuk berkuasa.
Jika kita menengok jumlah populasi Indonesia. Bahwa Jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 281.000.807 per Selasa, 10 Januari 2023, berdasarkan Worldometer. Kemudian yang di dominasi oleh generasi muda, hal ini bisa kita lihat dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan terdapat 65,82 juta pemuda di Indonesia dan Jumlah Seluruh Populasi Indonesia terdapat 270 juta pada Sensus 2022.
Proyeksi jumlah pemilih ditahun 2024. Maka jika konversi dihitung berdasarkan basis jumlah pemilih dari total populasi hanya sebesar 190.022.169 total pemilih, kemudian kita lihat jumlah pemilih pada usia 15-39 tahun sebesar 54 %, sedangkan Jumlah pemilih di atas 40 tahun; 46 %.
Kemudian urgensi dari pada pemuda melek politik dan harus berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini, tentunya sangat penting sekali, dari sini pemuda akan menentukan pemimpin bangsa yang mampu membawa negara Indonesia kedepan pintu kemerdekaan sejati yang bisa mesejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Partisipasi Politik Pemilih Muda
Kenapa pemuda harus berpartisipasi dalam politik, pertanyaan itu sering didengar dikalangan anak-anak muda, karena kalangan muda selalu diseret kepada suara pemilih pemula yang sering di sebut sebagai pemilih yang lugu, begini pentingnya pemuda dalam politik.
Menurut hasil survei Center For Starategic and Internasional Studies (CSIS) demografi pemilih Indonesia menjelang pemilu 2024 nanti akan mengalami perubahan. Proporsi pemilih muda (berusia 17-39 tahun) diprediksi mendekati 60%. Survei ini mendefinisikan pemilih muda yaitu mereka yang berusia 17-39 tahun, yang terdiri dari kelompok pemilih generasi Z dan generasi milenial. Definisi tersebut merujuk kategori pemilih generasi Z (berusia 17-23 tahun) dan milenial (berusia 24-39 tahun) yang dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik.
Perubahan lain yang akan mempengaruhi peta politik dalam pemilu 2024 nanti adalah meningkatnya akses pemilih muda terhadap media sosial. Dampak dari arus informasi yang sangat mudah di dapat dari media sosial dan internet, hal dan tingginya perhatian mereka pada isu-isu kesehatan, ketenagakerjaan, lingkungan, demokrasi dan pemberantasan korupsi semakin meningkat.
Tingakat partisipasi pemuda tentang politik meningkat, keinginan publik mencalonkan diri sebagai anggota legislatif atau kepala daerah hampir mencapai 15 persen, namun ketertarikan menjadi anggota partai sangat rendah.
Media Sosial Sebagai Medium Politik Anak Muda
Ketertarikan anak muda dalam partai politik itu sangat kurang, namun ketribatan atau partisipasi dalam politik mencapai 15%, maka medium politik anak muda bukan partai politik namun media sosial, menjadi medium politik anak muda.
Tidak heran banyak pejabat daerah sama nasional baik eksekutif dan legislatif sekarang sudah jadi saingan para selebgaram, banyak sekali pejabat publik yang aktif bermedsos, baik tewitter, instagram dan tiktok.
Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik sudah tahu pasar anak muda adalah media sosial, maka dengan media sosial juga mereka melakukan campaign nya, untuk menarik simpatisan pemuda, sebagai pemilih pemula dan penentu kemenagan karena menurut data yang sudah di terangkan diatas, kiranya pada pemilu 2024 total suara anak muda sampai 60%.
Sebenarnya pemuda membutuhkan pemimpin seperti apa ?. Anak muda cenderung membutuhkan Pemimpin yang jujur/tidak korupsi diminati dan dibutuhkan pemilih muda dalam pemilu 2024 nanti. Kemudian isu-isu startegis di kalangan anak muda, ya isu seperti ekonomi masih menjadi isu strategis bagi pemilih muda, misalanya lapangan pekerjaan, kemiskinan dan pengangguran, selebihnya demokrasi dan kebebasan sipil.