Opini, hipotesa.id – Generasi baru yang selalu mengininkan penyaluran ekspresinya, kadang tidak bisa di pahami oleh generasi sebelumnya. Gen Z adalah suatu generasi yang out of the box, dimana karakternya yang bebas dan exploratif, terkesan oleh golongan generasi sebelumnya hal yang berkonotasi negatif, maka perlu kiranya untuk lebih mengetahui karakter Gen Z, apalagi di dalam institusi wadah pembelajaran.
Gen Z lahir dengan salah satu kelebihan, yaitu mampu memahami dirinya sendiri. Mengapa demikian, karena karakter Hiperkustomisasi menjadi salah satu ciri khas Gen Z. Dari sana, terbiasa menentukan kebutuhan apa yang mereka butuhkan dan yang perlu di dapatkan. Aktivitas mereka berselancar di dunia maya, merupakan bagian dari cara Gen Z memenuhi kebutuhan akan dirinya.
Dalam konteks pendidikan, memberikan kebebasan bagi para pelajar menentukan cara belajarnya merupakan sebuah kebutuhan. Pendidik perlu untuk mampu melakukan personalisasi cara-cara belajar bagi setiap pelajar, dan memberikan pelajar lebih banyak kesempatan untuk mencari sumber belajar di luar aktivitas bersekolah.
Karakter Hiperkustomisasi Gen Z
Dampak karakter hiperkustomisasi menyebabkan pelajar juga menjadi terbiasa mengkritisi banyak hal di sekelilingnya, termasuk memberikan masukan terhadap media-media belajar yang selama ini digunakannya. Penting bagi ekosistem wadah belajar untuk memberikan ruang kepada para pelajar untuk menyampaikan gagasan dan penilaiannya tentang proses belajar yang mereka jalani sehari-hari, termasuk berkesempatan merekonstruksi harapan mereka tentang belajar di masa depan. Kenyamanan belajar adalah yang utama bagi Gen Z.
Dalam praktik pembelajaran saat ini, pelajar menjadi sangat kompetitif dengan keragaman potensi yang dimilikinya. Ini perlu menjadi catatan penting bagi pendidikan khusunya pelajar untuk mampu memfasilitasi karakter terpacu tersebut melalui berbagai media yang mampu mengakomodasi potensi pelajar yang beragam, tanpa mengarahkan pada upaya memperbandingkan antara pelajar yang satu dan yang lainnya.
Pelajar perlu lebih banyak diapresiasi dan menjadikan praktik tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan dari upaya-upaya reflektif semua pihak dalam memperbaiki kualitas pembelajaran.
Karakter Weconomist Gen Z
Karakter lain dari Gen Z adalah Weconomist. Pada karakter ini, Gen Z lebih menyenangi kegiatan yang sifatnya berkelompok dan selalu terhubung dengan sejawatnya. Dalam pembelajaran, karakter ini dapat difasilitasi dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu pelajar dan mengondisikan pelajar untuk saling berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran yang diberikan.
Pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan sejenisnya, akan membuat pelajar terbiasa bekerja dengan kelompok dan berbagi informasi di dalamnya. Sehingga pelajar perlu lebih banyak didekatkan dengan sesamanya, untuk dapat saling belajar dan memberikan masukan dengan circle nya (peer review), dengan tetap menempatkan pendidik sebagai fasilitator belajar.
Kegiatan eksplorasi pelajar juga perlu untuk semakin dihidupkan melalui berbagai percakapan/diskusi antar pelajar. Kemudian saling menyampaikan apa yang mereka temui dan mereka harapkan, serta mempertemukan mereka pada berbagai ide dan gagasan. Upaya ini berkaitan juga dengan karakteristik Gen Z yang lebih senang melalukan banyak hal sendiri (DIY/Do It Yourself). Untuk membangun karakter ini, pendidik dapat banyak membangun pembelajaran dengan pendekatan yang beragam untuk mendorong kreativitas pelajar dalam banyak hal.
Contohnya dengan internet perlu lebih diarahkan oleh pendidik sebagai sumber informasi dan inspirasi meningkatkan keterampilan hidup pelajar. Bagaimanapun, proses belajar harus bersifat mandiri, demokratis, dan membuka ranah yang luas bagi penciptaan dan penemuan hal-hal baru dalam pembelajaran. pendidik perlu menciptakan iklim belajar yang mampu membangun self regulation pada diri pelajar. kemudian juga perlu lebih banyak dilatih untuk realistis tentang kehidupan dan masa depannya kelak.
Maka seorang pendidik juga perlu menyampaikan secara terbuka peluang, tantangan dan juga hambatan yang mungkin nantinya akan membuat pelajar memerlukan upaya lebih untuk mencapai cita-cita yang mereka impikan. Dengan berbagai upaya tersebut, pendidikan diharapkan mampu memberikan masukan tentang hal-hal rasional yang perlu Gen Z lakukan dalam kehidupan mereka, pada saat ini dan juga masa depan.