Tanggerang, hipotesa.id – Mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Tangerang berdemonstrasi di depan Kantor Wali Kota Tangerang pada hari Jum’at (3/3) mengalami luka-luka setelah melakukan aksi demonstrasinya dalam refleksi ke-30 Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tanggerang.
Mereka menuntut agar Walikota Tangerang Arief Rachadiono agar segera menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi, diketahui demo tersebut mengangkat tema “evaluasi HUT Kota Tangerang ke-30” berlangsung bentrok dengan aparat keamanan.
Kordinator aksi Indri Damayanthi mengatakan, bahwa sangat tidak pantas pemerintah menghambur-hamburkan APBD untuk pelaksanaan Konser yang megah ditengah-tengah penderitaan masyarakat saat ini, menurutnya hal itu merupakan amanat UUD pasal 27 ayat (2) 1945 yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”.
“Praktiknya masih terdapat sangat banyak masyarakat miskin, tingginya angka pengangguran, banjir yang tidak ditangani padahal anggaran yang digelontorkan sangat besar, Bunda Literasi yang cacat hukum, pendaftaran bantuan pendidikan untuk mahasiswa yang dikebiri oleh Dinas Sosial serta kemacetan akibat ke tidak jelasan status Situ Cipondoh”.Katanya.
Sementara, Yanto Ketua Cabang SEMMI Tangerang menyampaikan bahwa kami ingin menemui Wali Kota Tangerang sebagai pemangku kebijakan tertinggi di Kota Tangerang untuk menyampaikan aspirasi. Namun kami kesal karena belum berhasil menemui Wali Kota dengan alasan sedang berada Dinas Luar.
“Kami merasa sangat kecewa Walikota Tangerang tidak dapat ditemui, padahal urusan Dinas Luar tersebut dapat diwakilkan oleh pejabat yang berkaitan, bahkan Pejabat Tinggi yang ada didalam Gedung Pemerintah Kota tidak bisa ditemui karena belum bersurat ini menandakan bahwa Pemerintah Kota tidak mau mendengar keluh kesah kami para mahasiswa,” kata Ketua Cabang SEMMI Kota Tanggerang Yanto kepada awak media pada, Minggu (05/03/2023).
Lebih lanjut, untuk menunjukkan rasa kekecewaannya, para pendemo melakukan Teatrikal Drama dengan judul “Rumah Nepotisme Kota Tangerang” untuk menggambarkan bobroknya Pemerintahan Kota Tangerang saat ini, Namun dijegal oleh Aparat Kepolisian yang berjaga sehingga menyebabkan kericuhan dan berakibat luka-luka pada pendemo yang merupakan Ketua Cabang SEMMI Tangerang.
“Kericuhan yang terjadi disebabkan karena tarik-menarik ban bekas antara saya dengan Aparat Kepolisian yang berjaga, Ban tersebut hendak kami bakar karena bagian tak terpisahkan dari tektrikal, kami sangat kecewa atas tindakan Kepolisian yang Represif padahal sebelumnya sudah mengirimkan Surat Pemberitahuan Aksi ke Kapolres Metro Tangerang Kota dengan keterangan Teatrikal: Drama Puisi dan Bakar Ban” Katanya yang menjabat Ketua Cabang SEMMI Tangerang yang baru
Terakhir, atas kejadian tersebut diketahui korban mengalami luka ringan pada bagian kaki dan tangan dan mengecam tindakan Kepolisian yang bertindak anarkis.
“Saya menyayangkan tindakan Pemerintah yang tutup mata, dan kepolisian yang bertindak membabi buta sehingga menyebabkan adanya korban, kami SEMMI menyatakan secara tegas akan kembali dengan jumlah Massa yang lebih banyak untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.” Tutupnya.