Jakarta, hipotes.id – Boeing Indonesia menggelar galadinner bertajuk Boeing Appreciation Night. Acara yang baru pertama kali digelar ini merupakan ajang shilaturrahmi dan apresiasi dari pihak Boeing kepada berbagai stakeholder dan entitas industri aviasi (dirgantara) di Indonesia, pada pakan lalu (30/5) bertempat diRitz-Carlton Pacific Place, Jakarta.
Forum Dirgantara Muda (FDM) mendapatkan kehormatan sebagai tamu undangan dalam event “Appreciation Night” tersebut, bersama dengan para tokoh pemimpin industri aviasi lainnya yang hadir, seperti Rahmat Hanafi (Garuda Indonesia), capt. Daniel Putut (Lion Group), perwakilan DKUPPU, dan para tokoh dan praktisi industri yang hadir di malam yang meriah itu. Hadir mewakili FDM adalah Ahmad Arafat Aminullah (Foumder & Chairman FDM) juga dibersamai oleh Saladin Siregar & Felix Liaw selaku co-founders.
Acara tersebut digelar dalam suasana keakraban serta penuh keceriaan. Khususnya karena salah satu mata acara yang disiapkan oleh Panitia adalah adanya sesi Quiz interaktif melalui mentee yang melibatkan sekira 50 peserta yang hadir dan antusias mengikuti quiz tersebut.
Quiz ini terbagi ke dalam dua sesi pemberian trivia quiz terdiri dari masing-masing 15 pertanyaan seputar dunia aviasi di Indonesia. Setelah seluruh pertanyaan tuntas dijawab, diketahui bahwa tiga peserta teratas dengan poin tertinggi adalah masing-masing: pak Sokhib (dari DKUPPU), disusul oleh Felix Liaw (dari FDM) dan capt. Daniel Putut (dari Lion Group). Ketiganya berhasil mengungguli peserta lainnya yang berpacu mengikuti kuis interaktif ini, termasuk Founder FDM (Arafat) yang pada akhir sesi pertama berhasil masuk 3 besar poin tertinggi.
Sebagai bentuk penghargaan, ketiga peserta dengan poin akhir tertinggi di atas mendapatkan bingkisan menarik dari Boeing yang diserahkan langsung oleh Country Directornya, Zaid Alami. Di tengah pelaksanaan trivia quiz., Zaid juga melemparkan pertanyaan bonus yang dijawab oleh Founder FDM dan juga kemudian mendapatkan apresiasi dari pihak Boeing Indonesia.
Sesuai acara makan malam, ramah tamah dan quiz yang menarik, seluruh peserta pun berfoto bersama dan mengabadikan momen kebersamaan di malam yang hangat itu. Berbagai obrolan pun mengalir di antara sesama peserta dan hadirin yang hadir.
Arafat, Founder FDM yang juga praktisi penerbangan sipil di maskapai swasta nasional terbesar di Indonesia ini, mengapreasiasi adanya gelaran “Boeing Appreciation Night” tersebut. “Ini adalah sebuah gestur positif dan goodwill yang baik dari pihak Boeing Indonesia untuk menjalin sinergitas dan menjaga kolaborasi yang dibina selama ini”, tuturnya.
Apalagi, dalam sesi obrolan tersebut, terungkap fakta bahwa pesawat pertama yang digunakan di Indonesia adalah pesawat buatan Boeing dan bahwa keberadaan Boeing di langit nusantara telah ada sejak sangat lama, tidak jauh dari masa kemerdekaan Indonesia.
Arafat juga mengapresiasi kehadiran FDM yang diundang dalam event prestisius tersebut dimana FDM merupakan satu satunya komunitas (kelompok antusias) penerbangan yang hadir dan menyemarakkan malam tersebut.
Secara khusus, Arafat menyampaikan terimakasih kepada Zaid Alami dan jajaran Boeing Indonesia yang telah mengacu knowledge eksistensi FDM sebagai kelompok peminat kedirgantaraan dan juga tersanjung atas upaya positif merangkul dan melibatkan komunitas pegiat dan peminat serta pemerhati kedirgantaraan yang berhimpun di dalam FDM, sebagai bagian kolaborator untuk meningkatkan mutu industri kedirgantaraan nasional.
“Indonesia adalah negara yang besar yang terdiri atas belasan ribu pulau yang terbentang luas. Ia terdiri dari perairan yang mencakup tidak kurang dari 60% luas wilayah Indonesia, sehingga seperti halnya amanat eyang BJ. Habibie pernah sampaikan, transportasi udara dan keberadaan Industri kedirgantaraan, adalah keniscayaan. Di sinilah kita membutuhkan kolaborasi yang produktif dan konstruktif dengan berbagai pihak, dalam dan luar negeri, termasuk dengan pihak Boeing sebagai pabrikan pesawat terkemuka dan yang terawal menjejakkan kakinya di Indonesia. Selain kolaborasi, kita juga butuh membangun sinergi, untuk menyelaraskan potensi anak anak bangsa yang telah terbukti mampu berkiprah di kancah global, hingga nasional, dan agar talenta talenta terbaik yang memiliki ‘mindset kedirgantaraan’ ini dapat berkontribusi lebih baik dan lebih bermanfaat lagi bagi kemajuan dan kedigdayaan bangsa Indonesia yang kita cintai.”
“Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku guncangkan dunia”, ujar Soekarno suatu ketika.
“Kalau bukan kita sendiri (anak bangsa) yang membangun bangsa ini, siapa lagi (yang diharapkan)?”, pesan eyang Habibie
“Anak muda saat ini harus menguasai teknologi”, titip mentor FDM, pak Rahmat Hanafi pada satu momentum.
Sehingga, sebagai pamungkas, Arafat hanya ingin mengingatkan, “kita sebagai generasi muda dan generasi pelanjut cita cita founding fathers dan pendahulu kita mewarisi unfinished work, berbagai pekerjaan yang belum paripurna untuk kita tuntaskan dan entaskan. Dan jalan pertama untuk meniti misi dan panggilan suci tersebut adalah dengan terus menerus belajar tanpa henti, berproses menjadi pribadi yang lebih kompeten dan handal, dan mampu mewarnai langit nusantara kita dengan karya kolaboratif dan ikut menjalin sinergi. Inilah misi besar FDM untuk negeri yang kita cintai ini”.