Oleh: Muhamad Hafiz
Tanggal 3 September 2022 secara resmi pemerintah merubah harga BBM jenis Solar, Pertalite, dan Pertamax. Jenis solar menjadi Rp6.800 per liter, jenis Pertalite menjadi Rp10.000 per liter, dan jenis Pertamax menjadi Rp 16.500 per liter.
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tengah mencekik _wong cilik_ di seluruh Indonesia, sehingga kebijakan ini memicu berbagai elemen organisasi kemahasiswaan turut aksi demonstrasi di berbagai daerah Indonesia.
Menyoroti organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang telah menjadi alumni, di dalam sebuah forum tersendiri bernama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang akan mengadakan acara MUNAS XI tahun 2022 di Palu, Sulawesi Tengah.
Acara yang akan diselenggarakan pada tanggal 24-28 November 2022 mendapatkan dana hibah sebesar 14 Miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu, keseluruhan acara ini menghabisi anggaran 21 Miliar melalui APBD dan dana sponsor.
“Adinda” mahasiswa yang mengatasnamakan membela rakyat pada aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM. Namun, “Kanda” menegosiasi anggaran miliaran rupiah kepada pemerintah dari uang rakyat untuk penyelenggaraan acaranya dengan dalih menghasilkan dampak positif terhadap daerah tertinggal dan korban bencana di Sulawesi Tengah.
APBD yang merogoh 14 Miliar dari Pemerintah Sulawesi Tengah membuat siapapun tercengang — permasalahan pasca bencana — dengan dana tersebut akan menyelesaikan permasalahan seperti huntap para korban bencana atau bantuan sembako, dan bantuan pemerintah terhadap rakyat di kala pasca pandemi terlebih kenaikan harga BBM membuat berbagai bahan baku turut menjadi naik.
Rencana kegiatan ini terlaksana oleh para “Kanda” akan dibuka oleh seorang tokoh yang beberapa hari sebelumnya menjadi objek sasaran demonstrasi “Adinda” dalam menyampaikan aspirasi Penolakan Kenaikan Harga BBM, siapa lagi kalau bukan Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Melihat alur kegiatan MUNAX XI 2022 di Palu, Sulawesi Tengah yang mengundang banyak tokoh penting menjadi sebuah tanda tanya, apakah para Kanda sedang merayu petinggi untuk tahun 2024?
Tulisan di atas menunjukkan boleh-boleh saja mengadakan acara besar, tetapi tidak mesti memakai uang rakyat. Kanda-kanda berasal dari Mahasiswa — pastinya memahami walaupun itu sedikit perjuangan mahasiswa yang mengatasnamakan rakyat kecil.